Diantara perkara mulia yang hendaknya menjadi kesibukan kita adalah
menuntut ilmu syar’i yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena ilmu yang
bersumber dari keduanya adalah cahaya dan pelita bagi pemiliknya,
sehingga nampak jelas baginya kegelapan kebatilan dan kesesatan. Orang
yang memiliki ilmu akan dapat membedakan antara petunjuk dan kesesatan,
kebenaran dan kebatilan, sunnah dan bid’ah. Maka ilmu adalah perkara
mulia yang hendaknya menjadi perhatian setiap muslim, perkara yang harus
diutamakan. Karena ilmu itu lebih didahulukan daripada perkataan dan
perbuatan. Sebagaimana firman Allah ta’ala :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ [محمد:19]
“Ketauhilah, sesungguhnya tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan mintalah ampun atas dosa-dosamu.” [Muhammad : 16]
Didalam ayat diatas Allah lebih mendahulukan ilmu daripada perkataan dan perbuatan.
Dalil-Dalil Keutamaan Ilmu Dari al Qur’an
Terdapat banyak dalil, baik dari Kitabullah maupun Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelasakan tentang keutamaan, keagungan serta ketinggian ilmu. Diantaranya adalah :
Pertama : Firman Allah ta’ala :
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [آل عمران:18]
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat
dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” [Ali Imraan : 18]