Tanamkan Nilai-Nilai Keimanan Anak Sejak Dini

Kamis 26 Rabiulakhir 1435 / 27 Februari 2014 03:00



“IMAN adalah mutiara di dalam hati manusia
yang meyakini Allah Maha Esa Maha Kuasa
Iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertakwa
Ia tak dapat di jual beli, namun tiada jua dimiliki
jika tidak kembali pada Allah 3x”
BEGITULAH kira-kira penggalan lagu dari salah satu grup nasyid. Dari penggalan lirik tersebut bisa kita tafakuri bahwa iman memang merupakan sesuatu yang tidak dapat diwarisi dari ayah maupun ibu, tidak dapat dijual beli, dan tidak dapat dimiliki kecuali jika kita kembali pada Allah.
Sebagai orangtua yang baik, tentunya Anda harus dapat menanamkan nilai-nilai keimanan sejak dini pada buah hati anda. Jika tidak dididik sejak dini, maka kapan lagi anak Anda akan menyadari akan pentingnya iman? Toh jika Anda beriman, belum tentu anak Anda akan mewarisi keimanan Anda. Untuk itu, berikut ada beberapa tanggung jawab orang tua atas pendidikan keimanan anak.
Pertama, memulai kehidupan anak dengan mengucapkan kalimah tayyibah. Rasulullah saw bersabda: “Bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama Laa ilaaha illallaah (tidak ada Tuhan selain Allah).” Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar kalimat tauhid adalah kalimat pertama yang didengar dan diucapkan anak.
Kedua, mengenalkan hukum halal dan haram pada anak. Ibn Jarir dan Ibn al-Mundzir meriwayatkan dari Ibn Abbas ia berkata, “Taatlah kepada Allah dan takutlah berbuat maksiat kepada Allah, serta suruhlah anak-anak kamu untuk mentaati pintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan. Karena, itu akan memelihara kamu dari api neraka.”
Maka dari itu, saat anak-anak mulai tamyiz kenalkanlah hukum halal dan haram dari contoh-contoh yang sederhana sehingga dapat mudah difahami oleh anak. Sertakan pula sebab dan akibat dari melakukan ini dan itu agar anak tidak mau melakukan perkara yang haram, dan cenderung ingin melakukan perkara yang halal.
Ketiga, menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun. Rasulullah saw bersabda: “Suruhlah anak-anak kamu menjalankan ibadah salat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan salat dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. AL-hakim dan Abu Dawud). Selain memerintah salat, suruh juga anak untuk membiasakan ibadah saum di bulan Ramadhan  dan ibadah-ibadah ringan yang lainnya.
Keempat, mendidik anak untuk mencintai Allah dan rasul serta mendidik bacaan Al-Qur’an. Rasulullah saw bersabda: “Didiklah anak-anak kamu pada tiga perkara, mencintai Nabi kamu, mencintai ahl al-bayt-nya dan membaca Al-Qur’an. sebab orang-orang yang memelihara Al-Qur’an itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari dimana tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-Nya beserta para Nabi-Nya, dan orang-orang yang suci.” (HR. Thabrani).
Hal ini akan menjadi pondasi keimanan mereka yang akan tumbuh di masa yang akan datang. Seringlah menceritakan kisah dan mukjizat para nabi sehingga mereka memiliki rasa kagum dan cinta kepada para nabi. [retsa/islampos/pendidikanagamaislamdalamkeluarga]