Kurikulum Pendidikan Khilafah :
Solusi Tuntas Dekadensi Moral
Syabab.Com -
Sejumlah fakta menunjukkan dekadensi moral (kemerosotan akhlak) yang melanda
generasi bangsa ini sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Hedonis, permissive,
pragmatisme, materialisme yang merupakan nilai-nilai ideologi sekuler
kapitalisme begitu nyata mencelupi kesucian jiwa dan kecerdasan generasi.
Seks bebas, tawuran dan narkoba kian marak dikalangan pelajar. Karenanya
pemerintah berkebijakan menambah jam mata pelajaran pendidikan agama pada
kurikulum 2013. Hal ini sebagaimana ditegaskan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag) Nur Syam, yang
diberitakan jpnn.com., 26 Januari 2013 yang lalu. Yaitu bahwa semangat penambahan
jam pelajaran pendidikan agama pada kurikulum baru itu adalah untuk memperbaiki
moral bangsa.
Dekadensi Moral Petaka Kurikulum Sistem Politik Demokrasi Sebagai
pelindung dan pelayan masyarakat sudah semestinya pemerintah berupaya secara
serius mengatasi persoalan dekadensi moral, karena nyata-nyata mengakibat
berbagai kemudharatan. Yaitu di antaranya melalui kebijakan penerapan
kurikulum pendidikan yang benar (Islam). Karena jika tidak, maka yang
terjadi adalah kaum terpelajar yang berpola fakir dan berpola sikap
sekuler, sekalipun ia seorang muslim.
Hingga
saat ini pemerintah telah melakukan kebijakan pergantian kurikulum
sekitar sembilan kali, yaitu tahun 1947, 1964, 1968, 1973, 1984, 1994,
1997, 1994, 2004, dan tahun 2006 (Kemendiknas, 2012), namun selama lebih dari
sepuluh dekade tersebut yang dapat disaksikan adalah kaum terpelajar yang
berfikir dan berperasaan sekuler. Nilai-nilai yang terpancar dari
ideologi sekuler lebih menonjol pada umumnya kaum terpelajar.
Ini
menjadi bukti bahwa kurikulum yang selama ini diterapkan pemerintah adalah
kurikulum sekuler. Sekalipun pemerintah, sebagaimana dicanangkan dalam
sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional
diantaranya bertujuan melahirkan perserta didik yang bertaqwa dan berakhlak
mulia. Artinya dekadensi akhlak yang melanda bangsa ini tidak lain dan tidak
bukan salah satu penyebab pentingnya adalah karena kebijakan pemerintah yang
menerapkan kurikulum pendidikan sekuler pada generasi bangsa ini.
Adapun
kurikulum 2013, karena bukan didasarkan pada aqidah Islam, sejatinya juga
merupakan kurikulum sekuler. Itu artinya, sebagaimana pada kurikulum yang
sudah-sudah, materi dan metode pengajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam
didesain untuk menjadikan Islam sebagai pengetahuan belaka, ini di satu
sisi. Di sisi lain, jam mata pelajaran pendidikan agama dirancang sangat
minimalis, sekalipun sudah ditambah sehingga menjadi tiga hingga empat jam
sepekan.
Akibatnya,
Allah swt tetap dipahami sebatas gagasan kebaikan sebagaimana pandangan Barat
terhadap konsep ketuhanan. Dan bukan Zat yang hakekatnya ada dengan
segala sifat ketuhanan-Nya yang Maha Sempurna. Para
pelajar tetap tidak akan sampai pada pemahaman konsep keridhoan Allah swt
sebagai kebahagiaan tertinggi yang harus diraih, disamping aspek kemashlahatan
tetap menduduki posisi lebih tinggi dari pada konsep halal haram dalam
menstandarisasi aktivitas. Di samping itu, Islam hanya dipahami sebagai
agama yang mengatur urusan akhirat, bukan sebagai sistem kehidupan yang
mengatur dan memberikan solusi atas setiap persoalan kehidupan manusia.
Pada hal semua itu adalah prinsip-prinsip bagi terwujudnya akhlak mulia pada
pelajar. Jadi, bagaimana mungkin moral bangsa akan lebih baik dengan kurikulum
2013?
Sebaliknya,
yang akan terjadi adalah kemerosotan moral bangsa kian parah. Karena
kurikulum sekuler ini didesain untuk memenuhi tuntutan globalisasi (baca
liberalisasi, neo imperialisme) sebagaimana dicanangkan WTO, ASEAN Community,
APEC dan CAFTA. Yang dinyatakan pemerintah sebagai alasan pengembangan
kurikulum (Kemendikbud, Novomber 2012). Tambahan pula ditenggarai pada
kurikulum 2013 akan dimasukkan konten materi pendidikan seks ala Barat melalui
mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan atau mata pelajaran lainnya.
Berdasarkan
fakta kebijakan pemerintah yang berkali-kali mengubah kurikulum, namun semuanya
tetap dalam bingkai ideologi sekuler, menunjukkan bahwa sistem politik
demokrasi hanyalah akan menerapkan kurikulum sekuler, sekalipun telah nyata kerusakannya.
Bahkan kurikulum yang didasarkan aqidah Islam harus dijauhkan. Ini
kenyataan. Yang demikian karena selain prinsip demokrasi yang menegasikan
kewenangan Allah swt sebagai satu-satunya Pembuat aturan, sistem politik
Barat ini memang didesain untuk melanggengkan hegemoni Barat, dimana kurikulum
pendidikan merupakan salah satu sarana yang efektif.
Sungguh
Allah swt telah mengingatkan dalam QS Ali Imran:118, artinya,”Telah nyata
kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih
besar lagi”.
Kurikulum pendidikan
khilafah adalah kurikulum yang dibangun di atas aqidah Islam. Yang
bertujuan mewujudkan peserta didik berkepribadaian Islam, berpola fakir dan
berpola sikap sesuai syariat Islam. Materi dan metode pendidikan
didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik memahami dan meyakini bahwa
eksistensi Allah swt dengan segala sifat-sifat uluhiyahnya adalah realitas,
kesadaran ini dimanivestasikan dengan memandang keridoan Allah swt sebagai
kebahagiaan tertinggi, dan keterikatan kepada syariat Allah swt adalah hal yang
mutlak. Disamping itu peserta didik memandang Islam sebagai sistem
kehidupan satu-satunya yang layak bagi manusia. Di atas prinsip-prinsip
ini nilai-nilai, akhlak mulia benar-benar menghiasi segenap aktivitas pelajar.
Hanya
saja adalah sangkaan yang keliru dan tak berdasar bila dikatakan kurikulum
pendidikan Khilafah yang demikian hanya akan melahirkan orang yang mengerti
persoalan akhirat. Tidak, tidak demikian, baik secara konsep maupun
berdasarkan relitas penerapan kurikulum pendidikan khilafah selama
berabad-abad. Model kurikulum pendidikan Khilafah satu aspek mampu
melahirkan peserta didik berpribadian mulia, dan pada aspek lain di saat yang
bersamaan mempersiapkan potensi intelektual dan kejiwaan peserta didik menjadi
para pakar di berbagai bidang keilmuan dan keahlian.
Pada
tataran inilah dipandang, satu-satunya kurikulum yang mampu mengatasi
kemerosostan moral bangsa saat ini dan sekaligus melahirkan para pakar di
berbagai bidang keilmuan yang dibutuhkan ummat hanyalah kurikulum pendidikan
Khilafah. Dimana khalifah akan menggartiskan pendidikan model terbaik ini bagi
setiap individu masyarakat, siapapun dia.
Rasulullah
saw bersabda, yang artinya,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat sutau kaum
(menuju kemuliaan) dengan Al Quran ini dan dengannya pula akan menjatuhkan kaum
yang lain (menuju kehinaan)” (HR Muslim). Allahu A’lam. [htipress/syabab.com]
*)
Lajnah Mashlahiyah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Sumber
: http://www.syabab.com
#BERSIHKAN
HATI MENUJU RIDHA ILAHI#