SEEKOR BURUNG &
SAKARATUL MAUT
...Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah
memberikan cerita hikmah untuk kita semua. Ceritanya dimulai beberapa
tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik
pondokan (sebutan sebuah pesantren) memelihara seekor burung beo.
Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan ... suara-suara
manusia selain burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah
kalimat kepada beo itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat.
kalimat tauhid, ”Laillahaillallah Muhammadarrasulullah” terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung beo.Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid yang di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna.Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.
Pada suatu hari ketika Pemilik Pondok itu terlelap tidur sangkar burung
terbuka dengan waktu yang sama, seekor kucing sedang mengendap dan
menunggu masa untuk menangkap burung itu, ketika terlelap si Kucing
telah mengambil kesempatan untuk menerkam burung itu..
Pemilik
Pondok terkejut mendengar suara ribut burung Beo yg kesakitan digigit,
pemilik pondok bangun dan mengusir kucing itu, dan mencoba menyelamatkan
burung itu, malangnya burung Beo itu telah lemah akibat gigitan kucing
tadi. Burung itu mengerang kesakitan dipangkuan Pemilik Pondok sampai
terdiam. tidak bernyawa.
Dengan rasa sedih pemilik pondok
menanam Burung Beo yg telah mati, Dia sangat kehilangan burung Beo yg
selalu menjadi penghibur hatinya selepas lelah mengajar,..Semejak kematian burung Beo, Pemilik pondok selalu diam dan termenung
hingga menimbulkan tandatanya pada para santrinya ,...
Para santri
datang menanyakan kenapa Guru begitu sedih sekali setelah kematian
burung Beo? Apakah Guru terlalu sayang pada burung Beo hingga
menyebabkan guru bersedih? tanya salah satu santri..
Pemilik
Pondok menjawab " Kesedihan terhadap kematian burung Beo tidak sampai
sesedih itu, tapi Guru memikirkan betapa burung itu mampu berkata Tauhid
dengan baik walau tidak memahami apa yg disebutkannya..
Coba
kalian bayangkan burung itu setiap hari dimulutnya mengucapkan kalimat
Tauhid " Tetapi disaat kematiannya, dia hanya mengerang kesakitan dan
tidak menyebut kalimat Tauhid yg selalu diucapkannya sewaktu hidup,..
Dari peristiwa itu saya berpikir,..Apakah saya juga akan begitu disaat
sakaratul maut nanti. Walaupun saya sering mengajarkan kalian ilmu
Al-Qur'an, kita sering ber'ibadah, tetapi saya amat takut tidak bisa
mengucap kalimat Syahadat,..
"Apakah saya mampu menahan sakit sakaratul maut hingga lupa mengucap kalimat Syahadat disaat akhir hidup saya nanti"
Barulah Para Santri tau, kenapa Pemilik Pondok (GURU) sering termenung selepas kematian burung Beo nya itu...
Jika Guru yg banyak Ilmu dan Amalan juga risau akan tiba sakaratul Maut ...
Coba Pikirkan Bagaimanakah kita? ..
Sudahkah kita dalami Syahadat dengan ilmu yg cukup?..
Sudahkah kita tunaikan tuntunan-tuntunan Syahadah itu?..
Sudahkah kita sempunakan Syahadat dengan amal dan ketaatan dengan secukupnya?...
Sudahkan kita meninggalkan perkara-perkara yg merusak Syahadat kita?..
Ataukah kita tidak pernah mau berpikir dan tidak ambil peduli dengan Syahadah yang ada pada kita?...
Dan tidak pernah berpikir Apakah kita mampu mengucapkan kalimat
Syahadat itu nanti ketika kita sedang bergelut dengan sakitnya sakaratul
Maut?..
Saat-saat terak'hir kita didunia untuk menuju alam pembalasan " Beramal dan Ber'Doalah untuk saat yang PASTI itu..
Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan HUSNUL- KHATIMAH( akhir yg baik )
.. dan Jangan KAU Akhiri Hidup Kami dengan SUU-UL-KHATIMAH ( akhir yg
buruk )...
Aamiin Ya Rabbal'alamin ...
Wallahu’alam bishshawab, ..
------------------------------ ------------------
Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ..
..•*´`*•.♥♥.•*´`'•.¸*¤* ¸.•'´´*•.♥♥.•*´`*•.
Baca Artikel Lainnya :