Ketika Muhammad al-Qasim, yang usianya belum genap 18 tahun, menerima
tugas untuk menaklukkan Semenanjung India, dia mengajukan syarat kepada
al-Hajjaj bin Yusuf at-Tsaqafi. Syarat itu adalah:
1- Pasukan harus dipersiapkan dan dibekali dengan sempurna,
sehingga perjalanan penaklukan ke Semenanjung India tidak terhenti.
Al-Hajjaj pun membekalinya dengan 6.000 pasukan yang dibekali dengan
logistik lengkap.
2- Pasukan darat didukung dengan angkata laut, agar serangannya
bisa dilakukan serentak melalui dua arah sekaligus. Al-Hajjaj pun
sejutu.
Muhammad al-Qasim mulai bergerak membawa pasukannya ke Makran.
Beberapa hari tinggal di sana untuk mengumpulkan seluruh pasukannya,
setelah menempuh perjalanan yang panjang. Pada hari Jumat, pasukannya
sampai di kota Dubail, bersamaan dengan angkatan laut yang tiba juga di
sana dengan membawa persenjataan lengkap untuk melakukan pengepungan.
Termasuk, Manjaniq raksasa, yang dikenal dengan nama al-‘Arus. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan 500 orang.
Muhammad al-Qasim melancarkan serangan bertubi-tubi terhadap kota
yang sudah dikepung itu. Orang-orang kafir Hindu saat itu kalang kabut
mempertahankan kota mereka. Jenderal belia, Muhammad al-Qasim, pun
mempunyai ide cemerlang, yaitu menaklukkan kota tersebut dengan bertumpu
pada pengalamannya menguasai psikologi dan tabiat berpikir mereka.
Ketika itu, di kota tersebut ada pure yang sangat besar, yang sangat
terkenal. Di puncaknya ada tiang kayu yang sangat tinggi, di pucuknya
ada bendera merah yang besar, jika ditiup angin, bendera tersebut
berkibar-kibar. Bendera ini mereka sucikan.
Muhammad al-Qasim menginstruksikan agar Manjaniq tersebut diarahkan
ke tiang ini hingga berhasil mematahkannya. Setelah tiang tersebut
hancur, maka moral kaum kafir Hindu India itu pun hancur. Setelah itu,
kaum Muslim pun berhasil menguasai kota tersebut, dan menaklukkannya
setelah melalui peperangan yang heroik. Setelah itu, panglima belia ini
pun membangun masjid, lalu 4.000 kaum Muslim didatangkan ke sana. Mereka
ditempatkan di kota tersebut untuk mengokohkan kota ini, serta
menghapus identitas paganisme dari India.
Setelah kota Dubail ditaklukkan, Muhammad al-Qasim mengepung kota
Sind, lalu melanjutkan perjalanannya. Tidak satu pun kota yang dilalui,
kecuali berhasil ditaklukkan. Dia juga menghancurkan setiap pure Hindu
dan Budha yang ada, kemudian dibangun syiar-syiar Islam. Kaum Muslim
ditempatkan di sana, lalu masjid-masjid dibangun sehingga mengubah peta
negeri tersebut secara keseluruhan, dan mewarnainya dengan warna Islam.
Begitulah strategi Muhammad al-Qasim, panglima belia, ini saat
menaklukkan Semenanjung India. Dalam waktu yang singkat, wilayah ini pun
takluk di tangannya. Wilayah Hindu dan Budha ini pun berubah, dan
berhasil disulap dalam waktu singkat menjadi Islam. Wajahnya pun berubah
total. [HAR]
Sumber :