MENGUAK KEMISTERIAN AD - DAJJAL DAN AKHIRUZ ZAMAN

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH, LAGI MAHA PENYAYANG.

“Saat kau bermunajat, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kau membesarkan-Nya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepadamu”.
 
 "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab siksa api neraka Jahannam dan siksa kubur, serta serta fitnah hidup dan fitnah al-masih Dajjal."

Amalkanlah bacaan doa dan 10 ayat awal dan akhir surah al-Kahfi di dalam solat 5 waktu anda...

Insyaa Allah, Allah akan melindungi diri anda dari terkena fitnah al-masih Dajjal...

 Secara Peribadi saya mengajak semua sahabat - sahabat muslim untuk lebih mengkritisi apa itu FITNAH DAJJAL !!! sungguh FITNAH DAJJAL tidak sesederhana yang kita tafsirkan selama ini !!!

 saya pribadi merasa prihatin dengan kenyataan yang sedang di alami sekarang ini !!! kebanyakan umat Islam sudah tidak memeperdulikan lagi apa itu fitnah DAJJAL !! sungguh sekarang sudah amat jarang para pembuka agama membahas masalah FITNAH DAJJAL ini !!! kita menyaksikan ketika ini, para pemberi peringatan seperti para muballigh, penceramah, ustaz dan kebanyakan ulama’ tidak lagi peduli untuk memperingatkan umat akan bahaya ‘Fitnah Dajjal’dan bahkan ada yang beranggapan DAJJAL tidak lebih hanya lah sebuah mitos kaum muslimin !!!! 

Padahal apabila kedua gejala ini sudah mulai tersingkap, maka Nabi saw justeru mengatakanbahwa pada saat seperti itulah Dajjal bakal keluar. saat nya kita perteguh bahu membahu,bersatu padu untuk melawan FITNAH DAJJAL INI. Dajjal akan muncul dengan membawa dua fitnah besar; fitnah yang berupa sebuah paham dan sistem dan fitnah Dajjal dalam bentuk sosoknya yang benar-benar akan muncul di akhir zaman dengan membawa fitnah bagi seluruh manusia.

Adapun Dajjal sebagai sebuah sistem (simbol) berpulang pada tiga fitnah besar; MATREALISME, ATHEISME dan ZIONISME. Ketiganya merupakan fitnah yang hampir seluruh umat manusia terkena fitnah ini. Sedangkan Dajjal sebagai sebuah person merupakan fitnah yang selama ini kita kenal sebagai fitnah Dajjal yang sesungguhnya; di mana pada akhir zaman nanti sosok manusia jahat ini akan keluar untuk meneror kaum muslimin dan mengklaim ketuhanan dirinya.

Antikritus Dajjal ke dunia dan akan mengambil referensi dari Alkitab dan Al-Quran serta hadits. Petunjuk yang datang 1500 tahun yang lalu, terjadi saat ini. Dalam Hadits riwayat Muslim ada disebutkan:
 Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia (antikristus dajjal) akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw menjawab: Ia (antikristus dajjal) akan tinggal selama 40 (empat puluh) hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (yaitu 37 hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.
 Dalam hadits dijelaskan bahwa Antikristus Dajjal akan hidup selama 40 hari, tetapi bukan seluruh 40 hari menurut waktu kita… 40 hari itu terdiri dari 4 fasa kerangka  masa  :- Hari pertama, yang seperti setahun- Hari kedua, yang seperti sebulan- Hari ketiga, yang seperti seminggu- dan 37 hari sama seperti perhitungan waktu kita. Disini kita akan menjelaskan secara terperinci 3 dari 4 (empat) masa tersebut;

1. Antikristus Dajjal semasa setahun

Menurut Islam, satu tahun di surga sama dengan 1000 tahun di dunia manusia atau waktu yang berjalan di muka bumi. Dan mereka meminta kepadamu agar azab disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung. (QS.22:47)

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.(QS.32:5)

 Dan dengan demikian kita bisa memperkirakan bahwa Dajjal telah berkuasa dari Inggris selama 1000 tahun. Melalui kerajaan Inggris yang merupakan kekuatan dunia saat itu. Bukan suatu kebetulan jika monarki Inggris sudah berkuasa sejak tahun 900 dan menjadi kekuatan yang mendominasi dunia sampai 1900.

2. Masa Antikristus Dajjal seperti sebulan

Jika masa Antikristus Dajjal seperti setahun sama dengan 1000 tahun,maka masa Dajjal seperti sebulan berarti 1000 tahun:12, yang berarti 83 tahun.Pada tahun 1917, Amerika terlibat di dalam perang dunia I, dan keterlibatan itu menjadikan awal lahirnya sebuah negara adidaya. Sejak saat itulah peralihan masa dajjal dimulai menjadi ”satu hari seperti satu bulan”.Tahun 1917 ditambahkan dengan 83 tahun, maka akan sampai pada tahun 2000. Pada tahun 2000, Bush dilantik menjadi presiden 2001 (9/11) WTC dibom. Semua penelitian independen membuktikan bahwa tragedi 9/II adalah pekerjaan yang dilakukan orang dalam (insider).

Tahun 2002, Afganistan diinvasi,Tahun 2003, Irak yang diinvasi,Tahun 2006, Lebanon diinvasi.Tahun 2007, bulan September, Amerika Serikat telah mendirikan basis pertahanan di 10 negara sepanjang wilayah Timur Tengah. Ketika Dajjal seperti sebulan maka Amerika Serikat adalah pusatnya.

Piramida pada uang satu dollar Amerika terpancung diatasnya dan mata satu (dajjal) turun untuk melengkapi piramida. Mereka percaya bahwa piramida tidak akan sempurna sebelum Dajjal bermata satu turun ke dunia. Dan piramida adalah simbol bahwa mereka harus membentuk sistem yang bersifat Dajjal, sebelum dajjal berkenan turun ke dunia ini. Sebagaimana apa yang telah disabdakan Nabi Muhammad 1500 tahun yang lalu.

Rasulullah berdiri di hadapan manusia menyanjung Allah dgn sanjungan yg merupakan hak-Nya kemudian menyebut Antikristus-Dajjal dan berkata:
 “Aku memperingatkan kalian dari tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaum tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yg belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah adapun Allah (Tuhanmu) tidaklah demikian.” 

Antikristus-Dajjal BUTA SEBELAH MATANYA dan dia melihat hanya dengan SATU MATA
 All seeing eye, istilah ini berarti “mata yang melihat semua,” yaitu sebuah mata (mata Iblis) yang melihat segala sesuatu terutama untuk melihat dan mengontrol semua manusia di dunia ini. Iblis suka meniru apa yang Allah kerjakan dan all seeing eye juga adalah tiruan Iblis yang diambil dari lambang supreme being-nya bangsa Israel, namun agak berbeda sedikit dimana mata yang sebelumnya ada dua (sepasang) sekarang menjadi satu mata saja. Ke-Maha Melihatan Tuhan dan kepercayaan bangsa Israel bahwa mereka adalah biji mata Allah ditiru oleh Iblis. Sebab Antikristus Dajjal hendak membuat dirinya menjadi “maha melihat” dengan membuat sistem kontrol global pada dunia ini. 

Mata yang Iblis gunakan diambil dari mata kepercayaan orang Mesir kuno yang bernama Horus (eye of Horus). Dalam mitos Mesir diceritakan bahwa pada waktu Horus bertarung dengan Seth-dewa gurun, badai dan kekacauan- salah satu matanya terluka parah, yang kemudian disembuhkan oleh Isis ayahnya. Namun sejak ia menjadi dewa langit mata Horus dianggap mewakili Matahari pada mata kanannya dan bulan pada mata kirinya.

Mengapa bulan ? karena mata kirinya pernah terluka sehingga menjadi lebih redup dibanding yang satunya. Oleh sebab itu Iblis menggunakan mata kanan Horus/matahari (Ra) sebagai lambang ke-maha melihatan versi Iblis. Sedangkan segitiga adalah tiruan dari tritunggal Allah (Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus) menjadi tritunggal Iblis diakhir jaman : Lucifer, Antikristus, dan Nabi palsu, yang memandang dan mengawasi seluruh dunia.

Kontrol atas bangsa-bangsa

Saat ini kita dapat melihat bagaimana Iblis sudah mengontrol hampir seluruh aspek kehidupan manusia, kita akan sangat terkejut jika menyadari bagaimana Antikris telah menguasai dunia ini melalui organisasi Illuminatinya. Media-media yang setiap hari kita lihat, badan-badan keuangan, perbankan, dunia politik, pemerintahan, pendidikan, arsitektur, dll. Semuanya sudah dimasuki oleh kaki tangan Iblis. Mereka adalah orang-orang berpengaruh yang memiliki kekuasaan dan dana yang tidak terbatas. Kenyataan all seeing eye sedang berlangsung dan menuju kesempurnaan sampai kelak setiap manusia ini berada DIBAWAH PENGAWASAN Iblis.

Antikristus Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apa jua makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “Minal Munzharin” seperti halnya Nabi Isa as (Yesus) yg di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah.

Sama juga halnya dgn Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehingga hari kiamat nanti. Ayah Dajjal itu seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung. Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dgn jelas. 
 Sifat Badannya : 
 Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka. (Hadis Sahih Muslim)
 
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullah saw, diantaranya :

Seorang yg kelihatannya masih muda; Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan; Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yg rimbun. Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua:
 
Pertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.

Kedua: Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yg terakhir ini belum ada pada dirinya.

Tempat Tinggalnya Sekarang:

Menurut riwayat yg sahih yg disebutkan dlm kitab “Shahih Muslim”, bahwa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya.. (tetapi terlalu panjang utk ditulis.. anda boleh membaca terus dari buku).

Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahwa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah di sebelah Timur bukan di Barat. 

Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh [40] hari. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgn setahun, dan hari kedua sama dengan sebulan, dan ketiga sama dengan satu minggu, dan hari-hari selanjutnya sama seperti hari-hari biasa. Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw, menjawab :

Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa. Lalu kami bertanya lagi : Wahai Rasulullah saw!  Di hari yg panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..”

Maksud Sabdaan Rasulullah saw ini, ialah supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kita lakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyang Zohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembah yang Asar. Begitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun dan bilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun yg kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga. 
 
3. Antikristus Dajjal semasa seminggu

Dengan formula yang sama, kita harus membagi lagi angka 83 dengan angka 4(1 bulan = 4 minggu), maka hasilnya kurang lebih 21 tahun.Allah yang lebih mengetahui, tetapi jika tahun 2000 adalah tahun permulaan masa pemerintahan dajjal selama “seminggu” maka dengan menambahkan 21 tahun, berarti tahun 2020-2023 tergantung kita merujuk kepada perhitungan bulan atau matahari.

4. Tibalah kita ke akhir rencana Dajjal.
 Pada saat ini, mereka berharap akan memindahkan dan mengamankan pemerintahan dunia ke Israel, di mana yang dipertaruhkan lebih dari sekedar negara kecil, melainkan sebuah ide besar, yaitu Tatanan Dunia Baru, Dunia baru dimana mereka berharap Dajjal berkenan hadir ke dunia dalam wujud fisik.
(Wahyu 13: 18) “Yang penting di sini adalah hikmat : Barangsiapa yang bijak, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia dan bilangannya adalah ENAM RATUS ENAM PULUH ENAM (666)”.

Gereja menyebut angka 666 sebagai ‘The Mark of the Beast” atau “The Evil Trinity”. Dalam masa inilah mereka berharap dapat merebut Yerusalem dan membangun kembali Kuil setelah Al-Aqsa dihancurkan, untuk menyambut kedatangan Antikristus dajjal.

Peta Palestina, Wilayah Palestina dan Israel.

Kesimpulan Makna dari hari-hari itu adalah ketika masa Antikristus Dajjal dipersamakan satu hari dengan satu tahun, maka Inggris menjadi markasnya. Ketika masa Antikristus Dajjal dipersamakan satu hari dengan satu bulan, maka Amerika akan menjadi markasnya. Akhirnya ketika masa Antikristus Dajjal dipersamakan satu hari dengan satu minggu, ia akan pulang kembali ketanah asalnya untuk menyelesaikan tugas pertamanya. Dia akan kembali ke tanah suci. Dan 37 hari setelahnya sama seperti perhitungan waktu kita.

Fitnah Dajjal:

Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh kerana itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah:
1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya. Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dgn kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. 
2. Maka daerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada org yg bersekutu dgn Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mahu bersukutu dgn Dajjal..mereka akan tetap berada dlm kebuluran dan kesusahan.
"Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan org yg tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran. Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya: ” Jadi apa yg dimakan oleh org Islam yg beriman pada hari itu wahai Rasulullah ? ” Nabi menjawab : ” Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” (H.R Ibnu Majah)
3. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman org Islam kerana hakikat yg benar adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Nerakadan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.
4. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya:Kepantasan yg dimaksudkan ini tidak ada pada kendaraan org dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet tempur yg digunakan oleh tentara udara atau lebih pantas lagi daripada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuhdalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya diatas muka bumi ini? Nabi menjawab:”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” H.R MuslimNamun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islamia itu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.
5. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa yg terbaik utk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s. 

DAN INI FASA AKHIR ZAMAN FASA I : KENABIAN

Di fasa ini umat Islam mengalami perjuangan selama 13 tahun sewaktu di Makkah sebelum hijrah ke Madinah di bawah kepimpinan orang-orang kafir dan 10 tahun berjuang di Madinah sesudah hijrah dari Makkah di bawah kepimpinan Nabi Muhammad saw yang memimpin masyarakat terus di bawah bimbingan Allah melalui Kitabullah, Al-Qur'an Al Karim.

Jadi di fasa pertama perjalanan sejarah umat Islam terjadi dua (2) keadaan yang sangat berbeza. Pada separuh fasa pertama Nabi saw dan para sahabat mengalami keadaan di mana yang memimpin ialah kaum kafir musyrik. Sehingga generasi awal umat ini mengalami kekalahan yang menuntut kesabaran luar biasa untuk dapat bertahan menghadapi sikap hidup jahiliyah yang berlaku.

Namun pada separuh kedua fasa pertama ini, sesudah hijrah ke Madinah, kaum muslimin justeru semakin hari semakin kukuh kedudukannya sehingga Allah taqdirkan mereka menikmati kejayaan di tengah masyarakat jazirah Arab sehingga kaum musyrikin Arab pada masa itu akhirnya tunduk kepada kepimpinan orang-orang yang beriman.


FASA II : KEKHALIFAHAN MENGIKUT MANHAJ (CARA/METOD/ SISTEM) KENABIAN

Di fasa ini, umat Islam menikmati 30 tahun kepimpinan para Khulafa’ Ar-Rasyidin terdiri dari para sahabat utama iaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al Khattab, Othman bin Affan dan Ali bin Abi Talib radhiyallahu 'anhum ajma'iin. Sepanjang fasa ini boleh dikatakan umat Islam mengalami masa kejayaan, walaupun sejarah mencatat pada masa kepimpinan khalifah Othman dan Ali, sudah mulai muncul gejala pergolakan sosial-politik di tengah masyarakat yang mereka pimpin.

Namun secara umum boleh dikatakan bahwa orang-orang yang berimanlah yang memimpin masyarakat. Orang-orang kafir dan musyrikin tidak diberi kesempatan untuk berjaya sedikitpun. Hukum Allah tertegak dan hukum jahiliyah buatan manusia tidak berlaku.


FASA III : RAJA-RAJA YANG MENGGIGIT

Di fasa ini, umat Islam menikmati selama 13 abad kepimpinan orang-orang yang beriman. Para pemimpin pada masa itu digelar khalifah. Sistem sosial dan politik yang berlaku disebut Khilafah Islamiyah berdasarkan hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Namun mengapa Nabi saw menyebutnya sebagai fasa para raja-raja? Ini kerana apabila seorang khalifah wafat maka yang menggantinya mestilah anak keturunannya. Demikianlah seterusnya. Ini berlaku samada pada masa kepimpinan Daulah Bani Umayyah, Daulah Bani Abbasiyah mahupun Kesultanan Usmaniah Turki. Walaubagaimanapun, umat Islam masih boleh dikatakan mengalami masa kejayaan, kerana para Khalifah di fasa ketiga merupakan Raja-raja yang Menggigit, ertinya masih "menggigit" Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tentunya tidak sama baiknya dengan kepimpinan para Khulafa Ar-Rasyidin sebelumnya yang masih "menggenggam" Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Ibarat mendaki bukit, tentulah lebih selamat dan pasti bila talinya digenggam daripada digigit tetapi secara umumnya di fasa ketiga ini, Hukum Allah tertegak dan hukum jahiliyah buatan manusia tidak berlaku.


FASA IV : RAJA-RAJA ATAU PENGUASA-PENGUASA YANG MEMAKSAKAN KEHENDAK (DIKTATOR)

Sesudah berlalunya fasa ketiga pada tahun 1924, mulailah umat Islam menjalani fasa di mana yang memimpin adalah penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak mereka. Inilah fasa di mana kita hidup sekarang ini. Kita saksikan bahwa para penguasa di era moden ini memimpin dengan memaksakan kehendak mereka sambil melupakan dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Samada pemerintahan itu disebut republik mahupun kerajaan beraja, suatu perkara yang pasti ialah semua yang berkuasa tidak mengembalikan urusan kehidupan sosial bermasyarakat dan bernegara kepada hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Manusia dipaksa tunduk kepada sesama manusia dengan memperlakukan hukum buatan manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kepentingan peribadi seraya mengabaikan hukum Allah Yang Maha Adil.

Hukum jahiliyah buatan manusia dilaksanakan dan tegak di mana-mana sedangkan hukum Allah ditinggalkan dan tidak diambil berat. Maka kita dapat simpulkan bahwa fasa keempat merupakan fasa kemenangan bagi kaum kafir dan kekalahan bagi orang-orang yang beriman. Inilah fasa yang paling mirip dengan separuh pertama fasa pertama di mana Nabi saw dan para sahabat berjuang di Makkah sementara kekuasaan jahiliyah kaum kafir musyrik mendominasi di tengah-tengah masyarakat. Dunia menjadi porak peranda di samping sarat dengan berbagai fitnah. Nilai-nilai jahiliah moden mendominasi kehidupan. Para penguasa mengurus masyarakat bukan dengan bimbingan wahyu Ilahi melainkan hanya berdasarkan hawa nafsu peribadi dan kelompok. Dalam fasa inilah tertegaknya Sistem Dajjal. Berbagai cabang kehidupan umat manusia diatur dengan nilai-nilai Dajjal. Setiap urusan dunia dikelolakan dengan nilai-nilai materialisma, liberalisma dan sekularisma dalam semua bidang kehidupan termasuk politik, sosial, ekonomi, budaya, media, pendidikan, undang-undang, keselamatan, ketenteraan bahkan keagamaan.

Masyarakat kian dijauhkan dari pola hidup berdasarkan manhaj Kenabian. Nabi saw bersabda meramalkan bahwa tidak ada fitnah yang lebih dahsyat semenjak Allah swt ciptakan manusia pertama sehingga datangnya hari Kiamat selain fitnah Dajjal.
 "Allah tidak menurunkan ke muka bumi (sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat) fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal."(HR Thabrani)

 Umat Islam yang menjalani fasa keempat ketika ini MESTI MEMPERSIAPKAN DIRI  untuk menghadapi kemunculan fitnah paling dahsyat iaitu fitnah Dajjal. Hidup di fasa keempat, iaitu fasa kepimpinan para "Mulkan Jabriyyan" (para penguasa yang memaksakan kehendak), merupakan hidup yang penuh cabaran. Pada fasa ini Allah memberikan giliran kepimpinan umat manusia kepada pihak kuffar. Allah menguji kesabaran kaum muslimin menghadapi kepimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak mereka serta mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Sistem hidup yang mereka tawarkan merupakan sistem yang jauh dari nilai-nilai keimanan bahkan didominasi oleh nilai-nilai kekufuran. Inilah zaman yang sarat dengan fitnah. Keterlibatan seorang muslim dalam aspek kehidupan moden manapun sangat berpotensi untuk mendatangkan dosa bagi dirinya. Rangkaian fitnah yang sedemikian hebat akan mencapai kemuncaknya kepada puncak fitnah iaitu ‘Fitnah Dajjal’. Barangsiapa yang sanggup menyelamatkan dirinya dari rangkaian fitnah sebelum munculnya ‘Fitnah Dajjal’ akan berpeluang untuk selamat pula pada ketika munculnya ‘Fitnah Dajjal’.

Demikianlah peringatan Nabi saw : "Suatu ketika hal ehwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda:
 "Sungguh fitnah yang terjadi di antara kamu lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini (baik kecil mahupun besar) kecuali dalam rangka menyongsong kedatangan fitnah Dajjal."  (HR Ahmad)

Demikian pula sebaliknya, barangsiapa ketika rangkaian fitnah dalam berbagai dimensi kehidupan manusia sedang menjadi gejala kemudian ia terjebak ke dalamnya, maka dikhuatiri pada ketika puncak fitnah muncul ia akan terjebak pula untuk menjadi pengikut bahkan hamba Dajjal, Na'udzubillahi min dzaalik. Ramai manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal datang di akhir zaman. Pada mereka, Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekadar ‘mitos’.

Bahkan ramai yang menganggap Dajjal tidak ada sehingga ramai pula manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membincangkannya. Ketika pengabaian ini berlaku di kalangan orang awam, ia sudah menjadi suatu masalah. Namun realitinya lebih jauh daripada itu. Bahkan kita menyaksikan ketika ini, para pemberi peringatan seperti para muballigh, penceramah, ustaz dan kebanyakan ulama’ tidak lagi peduli untuk memperingatkan umat akan bahaya ‘Fitnah Dajjal’ . Padahal apabila kedua gejala ini sudah mulai tersingkap, maka Nabi saw justeru mengatakan bahwa pada saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.
 "Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatkannya di atas mimbar-mimbar."  (HR Ahmad)

Nabi saw bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara Dajjal dan para Imam tidak lagi memperingatkan umat akan bahaya ‘Fitnah Dajjal’, maka ketika itulah Dajjal bakal keluar. Realiti dunia kita dewasa ini sudah memaparkan kedua-dua fenomena tersebut. Maknanya, sudah sampai masanya kita perlu berwaspada dan berhati-hati dengan kemunculan Dajjal yang bila-bila masa sahaja akan keluar...! Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad saw menjelaskan ciri khas Dajjal kepada umatnya yang belum pernah dijelaskan oleh para Nabi sebelumnya kepada umatnya masing-masing.

Beliau menegaskan bahwa Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat atau buta sehingga yang ada atau yang berfungsi hanyalah satu mata sahaja.
 "Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg boleh dibaca oleh setiap mukmin yg mengerti bacaan/tulisan ataupun tidak."  (HR Ahmad)

 Hadits di atas mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada sekeping wang kertas satu dolar Amerika Syarikat (Matawang Dollar Note). Di dalamnya kita lihat sebuah gambar yang disebut sebagai "The Great Seal" (Tanda Yang Agung). Gambar ini penuh dengan makna dan isyarat.

Perkataan berbahasa Latin "Novus Ordo Seclorum" bererti the New World Order (Ketetapan Sistem Dunia Baru) sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar piramid yang tidak sempurna kerana bahagian puncaknya terpotong. Di atas piramid itu ada sebuah segitiga yang berukuran sesuai untuk diletakkan menjadi puncak piramid. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata tunggal.

Manakala di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin "Annuit Coeptis" yang bererti "the Eye of Providence has approved of (our) undertakings." (Makhluk Bermata Tunggal telah merestui usaha-usaha kita). Jika kita tafsirkan gambar di atas, maka ia boleh memberi makna bahwa dunia sedang diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur umpama piramid yang belum memiliki puncak atau struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin tertinggi. Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan kehadirannya dan struktur dunia yang dirancang menjadi "The New World Order" tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan Makhluk Bermata Satu (Dajjal?).

Keseluruhan usaha-usaha untuk mewujudkan dan menguatkan "The New World Order" merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari Makhluk Bermata Satu atau Dajjal. Dengan kata lain, Ketetapan Sistem Dunia Baru ini adalah sebuah projek persembahan yang besar untuk menyambut kedatangan puncak fitnah iaitu Dajjal! Setiap dimensi kehidupan moden dewasa ini adalah dalam rangka mewujudkan "The New World Order"(Ketetapan Sistem Dunia Baru). Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan bahkan dipengaruhi secara terus oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai Dajjal.

Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim rakyat Britain jelas menyatakan bahwa dunia moden semenjak hampir satu abad yang lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah Uthmaniyah yang terakhir) membentuk dirinya menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem yang penuh dengan nila-nilai Dajjal di mana jika makhluk Dajjal itu muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pemimpin Sistem Dajjal yang telah tersedia. Inilah yang dikhuatiri oleh Rasulullah saw. Bilamana rangkaian fitnah telah bermunculan menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses pemilihan. Barangsiapa yang sanggup istiqamah menghindarkan diri dan keluarganya dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal terbebas dari puncak fitnah, iaitu Dajjal.

Sebaliknya, barangsiapa yang malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah untuk menjadi sasaran tipudaya Dajjal. Barangsiapa yang tidak mempunyai jiwa yang kritis dan hanya menerima bahkan mendokong "The New World Order", maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan pucuk pimpinan, iaitu Dajjal sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw di dalam haditsnya seperti berikut :

"Suatu ketika hal ehwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: "Sungguh fitnah yang terjadi di antara kamu lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini (baik kecil mahupun besar) kecuali dalam rangka menyongsong kedatangan fitnah Dajjal".  (HR Ahmad)

Umat Islam sudah menjalani fasa keempat ini selama 86 tahun sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah terakhir. Ini merupakan era paling kelam dalam sejarah Islam di Akhir zaman. Laa haula wa laa quwwata illa billah. Perkembangan terkini di sesetengah negara Arab memberi petunjuk bahwa sudah berlaku kesedaran massa ke arah kehidupan Islam yang sebenar dan fasa keempat ini lambat laun akan berakhir jua.


Fasa V : KEKHALIFAHAN MENGIKUT MANHAJ (CARA/METOD/ SISTEM) KENABIAN

Walaubagaimanapun kita melihat keadaan umat Islam dewasa ini masih mengalami kekalahan dan kaum kafir dan mereka yang bersekongkol dengannya mengalami kejayaan, namun kita wajib bersikap optimis dan tidak berputus-asa kerana dalam hadits ini Nabi saw mengisyaratkan bahwa sesudah fasa kekalahan umat Islam akan datang fasa kejayaan kembali iaitu fasa kelima di mana bakal tegak kembali kepimpinan orang-orang yang beriman dalam bentuk Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metod/ sistem) Kenabian.

Marilah kita pastikan diri kita termasuk ke dalam barisan umat Islam yang sibuk mengusahakan tertegaknya fasa kelima tersebut. Jangan hendaknya kita terlibat dalam berbagai program dan aktiviti yang memperkukuhkan fasa keempat atau fasa kepimpinan kaum kuffar di era moden ini. Yakinlah kita bahwa di sana ada "Sunnah At-Tadaawul" (Sunnatullah dalam hal pergantian giliran kepimpinan). Apabila kepimpinan kaum kuffar dan mereka yang bersekongkol dengannya ketika ini terasa begitu mencengkam dan menyakitkan, ingatlah selalu bahawa di dunia ini tidak ada perkara yang berterusan dan abadi.

Semuanya bakal silih berganti dan hanya masa yang menentukannya sesuai dengan usaha-usaha maksima umat Islam yang bertepatan dengan kehendak Allah swt. "Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran ke atas diri kami, dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS Al-Baqarah : 250)

Ya Allah, jadikanlah kami sebahagian dari golongan mereka-mereka yang berusaha untuk mengembalikan semula kegemilangan fasa kelima iaitu fasa kekhalifahan mengikut Manhaj Kenabian. Selamatkanlah kami dari rangkaian fitnah yang berlaku di fasa keempat ini yang akan mencapai kemuncaknya apabila keluarnya puncak fitnah iaitu Dajjal.

 Oleh itu jadikan ilmu yangg kalian pelajari dari NAQS sebagai sarana utk meningkatkan ukhuwah, ibadah, & dakwah. Dan jangan jadikan sarana cari nafkah. Mengkomersilkan ilmu hikmah adalah pintu jebakan syetan. Berhati-hatilah.. Karena kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari ujian, Allah berfirman :
 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.( QS. Al Baqarah 2:155 )

Nah..bila ujian Allah ini datang, sedangkan sumber mata pencaharian kita semata dari berdagang ilmu hikmah.  Maka manusia akan mudah terjebak untuk menghalalkan segala cara, termasuk cara yang musryik sekalipun atau memanfaatkan kelemahan klien untuk memperkaya diri dengan menipunya dengan minta syarat yang aneh-aneh, dll….

 Juga sering terjadinya persaingan antara paranormal, ahli hikmah dan ahli ruqyah ini terkadang sering menjadikan agama sebagai tameng untuk saling menghujat dan menuduh sesat yang lain. Padahal bila dikaji lebih dalam, ternyata  itu hanyalah persaingan dalam memperebutkan sumber mata pencaharian saja.

Jadi mengkomersilkan ilmu bathin itu lebih banyak mudhorotnya daripada manfaatnya, terutama untuk keselamatan agama & akhirat kita yang akan dipertaruhkan di sini..

Oleh karena itu, lebih baik kita cari nafkah dari sumber lain yang wajar dan normal seperti orang lain. Dan marilah ilmu yang kita punya itu, kita jadikan sarana untuk meraih keselamatan & kebahagiaan dunia akhirat kita.

 Berikut ini adalah pembekalan buat para pejuang dakwah, semoga bermanfaat :
  • “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”  ( QS. Al Baqarah 2:269 )
  •  “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj” ( QS. Al A’raf 7:179 )
  •  “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”   ( QS. Shaad 38:29 )
  •  “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” ( QS. Al Jaatsiyah 45:13 )
  •  “kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ( QS. al-Imran: 189-191)
 Tegakkan Dzikrullah 
Dari Abdullah bin Bisyr r.a, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. Kemudian bertanya: “Sungguh ajaran islam sangat banyak diajarkan kepada kami. Perkara apakah yang apabila kami berpegang teguh kepadanya, seolah kami telah berpegang teguh kepada semua ajaran-ajaran atau syariat tersebut?” Beliau bersabda: ”Hendaknya lisanmu selalu basah untuk mengingat Allah.. ”  (HR. Ahmad)


Ada beberapa kalimat zikir yang sangat mudah dilafazkan, diantaranya kalimat “Laa Ilaha Illallah”. Ada beberapa hal yang tersembunyi dibalik zikir kalimah Toyyibah tersebut, diantaranya :

Pertama: zikir 

Ini disebut sebagai sebaik-baiknya zikir, berdasarkan hadist ini : 
 “Afdhaluzd dzikri La ilaha Illallaahu” yang artinya : “sebaik-baik zikir adalah La ilaha illallah”.  ( Riwayat Nasa’i, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban, dan Hakim )

Kemudian pada hadist yang lain disebutkan bahwa dengan zikir kalimah Toyyibah ini menyebabkan pintu langit terbuka, selagi yang membaca kalimah itu orang yang menjauhi dosa-dosa besar. Sedangkan dengan mengamalkan zikir kalimah ini, sepanjang zikir ini diamalkan secara tulus ikhlas mengharap ridho Allah SWT, justru Allah yang akan mengatur potensi manusia. Dalam hadist Qudsy tersurat :
 “Barang siapa disibukkan zikir kepada-Ku sehingga tidak sempat memohon dari-Ku maka Aku akan  memberikan yang terbaik dari apa saja yang Ku berikan”.

Artinya : hikmah dari zikir kalimah Toyyibah itu, seseorang akan diberi karunia oleh Allah SWT walau jenis karunia itu tidak dimintanya. Ini Yang disebut dengan rezeki yang tak terduga-duga.
Hikmah lain, dari membiasakan diri berzikir kalimah “La ilaha illallah”, secara tidak langsung berarti merekam kalimat itu pada alam bawah sadar manusia.

Seseorang dalam kondisi kritis, kalimah yang refleks muncul dari alam bawah sadarnya adalah kalimat yang paling akrab dengan lidah dan hatinya.

Maka, seseorang yang istiqomah dalam zikir kalimah “La ilaha illallah”, bila saat sakaratul maut hendak menjemput, Maka kala itulah Syahadah (Penyaksian) terhadap Allah telah tiba, Insyaa Allah kalimah itu yang akan muncul dari mulutnya. Dengan demikian berlakulah janji Allah SWT bahwa seseorang yang diakhir hayatnya mengucapkan kalimah “La ilaha illallah”, maka sorgalah balasannya, Inshaa Allah...

Menyimak hal-hal dibalik kalimah Toyyibah ini, ada dua keuntungan yang bisa kita raih. Pertama keuntungan dunia berupa ketenangan hati akibat bias dari aktivitas zikir, juga keuntungan dunia berupa datangnya karunia yang dilimpahkan yang lebih baik dibanding hamba lain yang meminta.

Sedangkan pahala akhiratnya adalah menemui kematian dengan Khusnul Khotimah. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang memperoleh keuntungan dunia akhirat. Amin.


Kunci Meraih Pertolongan Allah :

 “ Saat kau bermunajat, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah  sebesar-besarnya semampu kau membesarkan-Nya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan  mengalir kepadamu ”.


Abdullah bin Abbas pernah bercerita. “Suatu hari aku berjalan di belakang Rasulullah SAW. Saat itu beliau bersabda,

“ Nak, kuajarkan kepadamu beberapa kata: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niascaya Dia akan senantiasa bersamamu. Bila kau minta, maka mintalah kepada Allah. Bila kau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua manusia bersatu untuk memberikan sebuah kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis untukmu. Jika semua manusia bersatu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan tinta telah kering ”.

Hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi ini diungkapkan pula dalam redaksi berbeda.

“Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah diwaktu lapang, niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan seiring dengan kesabaran, jalan keluar seiring dengan cobaan dan kemudahan seiring dengan kesulitan”.


Saudaraku, redaksi hadis ini singkat, padat namun cakupan maknanya teramat dalam dan luas. Dalam hadis Rasulullah Saw. memberikan kunci-kunci bagaimana mendapatkan pertolongan Allah.

Satu pesan utama hadis ini adalah “penghambaan” kepada Allah. Laa haula walaa quwwata illa billahil A'zim. Yakni Tiada daya maupun upaya selain atas kekuatan Allah. Saat kita menyadari kekerdilan diri di hadapan Allah, maka pertolongan Allah akan mendatangi kita. Bukankah kita makhluk lemah, sedangkan Allah Maha Menggenggam segalanya?

Ada seseorang pernah bertanya kepada seorang guru,Bagaimana caranya agar doa kita cepat dikabul oleh Allah?.

Beliau menjawab,

Saat kau berdoa, saat kau munajat, atau saat kau sujud, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya dihadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kau membesarkannya. Niscaya  rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepadamu.

Jadi, kunci terpenting agar kita ditolong Allah adalah dengan sungguh-sungguh menghamba kepada-Nya. Saat kita ingin dimuliakan Allah, maka akuilah kehinaan kita di hadapan Allah. Saat kita ingin dilebihkan, maka akui kekurangan kita di hadapan Allah. Saat kita ingin dikuatkan Allah, maka akui kelemahan kita di selemah-lemahnya di hadapan Allah.
 
Imam Ibnu Atha’ilah berkata,

 “Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kekuatan-Nya.”


Saudaraku, sekali lagi, kekuatan terbesar yang kita miliki bukanlah kekuatan fisik, intelektual, kekuasaan ataupun harta kekayaan !!!

Kekuatan terbesar kita adalah “pertolongan Allah”.

Pertolongan Allah ini sangat dipengaruhi kualitas keyakinan kita kepada-Nya. Kualitas keyakinan biasanya akan melahirkan kekuatan ruhiyah. Kekuatan ruhiyah akan melahirkan akhlakul karimah, seperti kualitas sabar, syukur, ikhlas, tawadhu, iffah, zuhud, qanaah, dsb. Karena itu, kemuliaan akhlak tergantung dari sejauh mana kita mengenal Allah.

Wallaahu a’lam...

( Oleh KH Abdullah Gymnastiar )


Membuka pintu pertolongan Allah : 

Pertolongan Allah itu pasti. “Jika kalian menolong (agama) Allah, maka Allah pasti akan menolong kalian dan mengokohkan pijakan kalian,”  (Qs. Muhammad: 7).

Firman Allah tersebut menegaskan rumus pertolongan Allah yang bersifat aksioma, sebagai konsekuensi dari loyalitas yang tinggi kaum beriman. Bantuan dan perolongan Allah tidak datang begitu saja. Allah tidak akan memberi bantuan itu secara cuma-cuma.

Allah SWT menghendaki bahwa pembelaan-Nya kepada orang-orang beriman terwujud dengan adanya upaya dari mereka sendiri, agar mereka mencapai kematangan dari celah-celah kesulitan yang mereka alami. Seseorang akan mencapai kematangan di saat potensi dan kekuatan terpendamnya bangkit. Dan kondisi itu takkan terwujud KECUALI tatkala ia berhadapan dengan marabahaya.

Ketika seseorang melakukan upaya membela diri dan menghimpun seluruh tenaganya untuk berhadapan dengan sesuatu yang mengancam aqidah, prinsip dan kehidupannya, di sanalah seluruh sel kekuatannya akan bangkit.

Andai pertolongan Allah itu datang tanpa melalui susah payah, maka kenikmatan yang terjadi sesudah itu bisa saja akan menjadi penghambat munculnya potensi kekuatan yang dimiliki oleh seseorang. Di samping itu, bantuan Allah yang diturunkan itupun mungkin rasanya tidak begitu bernilai, lantaran tak ada tuntutan pengorbanan yang berarti untuk memperolehnya.

Dalam Perang Badar misalnya. Pertolongan Allah datang tatkala kaum muslimin telah membuktikan dua hal :

Pertama,

Motivasi mereka yang sangat kuat dalam membela agama Allah, meskipun kaum muslimin saat itu menyadari akan berhadapan dengan pasukan musuh yang jauh lebih besar dan lebih hebat dibanding mereka. Dalam perang tersebut sejarah memperlihatkan indahnya kesungguhan dan keikhlasan para prajurit Islam dalam membela agama Allah dengan harta dan jiwa raga mereka.

Kedua,

Ketaatan dan kepatuhan mereka pada pemimpin mereka Rasulullah SAW. Ketaatan tersebut dijiwai oleh iman yang tertancap dalam dada mereka, sehingga sulit dipatahkan oleh dahsyatnya pertempuran. Pertolongan Allah pun datang di saat yang tepat sebagai konsekuensi logis dari kedua faktor di atas. Meski secara jumlah dan persiapan perang kaum muslimin jauh lebih lemah, namun dalam perang itu kaum muslimin memperoleh kemenangan gemilang.

Kesimpulannya : 

Allah menjadikan pertolongan-Nya pada orang beriman hanya bila ada upaya dan usaha dari diri mereka sendiri. Ia tidak memberi pertolongan sebagai sesuatu yang dijatuhkan begitu saja dari langit. Apa saja upaya yang harus dilakukan sehingga kita layak mendapat pertolongnan Allah?

Pertama, membersihkan niat beramal dari segala motivasi yang tidak bersih.

Itulah ikhlas. Ikhlas adalah kunci pertama yang paling penting bagi terbukanya pintu pertolongan Allah. Nilai suatu pekerjaan sangat tergantung dari kadar keikhlasan pelakunya. Meski secara zahir suatu pekerjaan itu berat dan tampaknya untuk membela kepentingan Islam, namun bila pelakunya tidak memiliki niat yang ikhlas, maka amalnya akan sia-sia. Kalau tidak justru mendatangkan siksa. Ada orang yang mungkin melakukan pekerjaan yang dinilai baik di mata manusia, tapi ia berniat melakukannya untuk popularitas atau kepentingan duniawi lainnya. Orang seperti ini, tidak akan mendapat pertolongan Allah. Dengan kata lain, wujud keikhlasan tidak bisa terlihat sekadar bila seseorang melakukan sesuatu pekerjaan yang berat dan menanggung risiko.

Bahkan dalam medan jihad, dalam sebuah hadits pernah diceritakan kisah seorang pemuda yang terlihat gagah berani di medan pertempuran. Namun Rasulullah S.A.W. mengatakan pemuda itu adalah penghuni neraka. Di akhir pertempuran, para sahabat mendapati pemuda itu menghunus pedangnya ke tubuhnya sendiri lantaran tak kuat menahan luka dimedan perang.

Kedua, berdo’a dengan penuh kepasrahan pada Allah SWT:
 Dalam Al-Qur’an disebutkan, “Berdo‘alah kepada Rabbmu dengan rasa takut dan suara lirih …”  (Qs. Al-A’raf: 55)

 Berdo’a dengan rasa takut dan suara lirih, merupakan salah satu bentuk kesungguhan dan kepasrahan di hadapan Allah. Memanjatkan do’a kepada Allah harus dilakukan dengan hati yang sungguh-sungguh, penuh konsentrasi, sebagai bukti kerendahan dan harapan penuh kita kepada Allah SWT. Permohonan seperti ini, insya Allah akan dikabulkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Adakalanya seseorang yang rambutnya terurai dan berdebu, bahkan diusir dari semua pintu rumah orang karena hina dalam pandangan manusia. Namun kalau ia sungguh-sungguh meminta kepada Allah, pasti Allah mengabulkannya.”  (HR. Muslim) 

Ketiga, yakini bahwa kehidupan ini adalah ladang amal yang tanpa batas untuk meraih kebahagiaan di akhirat :

 Lingkup amal yang harus dilakukan itu meliputi seluruh waktu kehidupan seseorang. Selama ia masih hidup, selama itu pula ia diperintahkan untuk terus berusaha dan berjuang sebatas kemampuan yang dimiliki. Tak ada ujian hidup yang melanggar kemampuan manusiawi.

Dalam surat Al-Baqarah, Allah telah menegaskan, “Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sebatas kemampuannya.”  Seberat apapun ujian dan kesulitan hidup, pasti masih berada dalam batas kemampuan manusia untuk memikulnya. Dan manusia dapat memikul beban tersebut, hanya dengan kualitas iman yang baik.


Keempat, hindarilah mengatakan bahwa kita sudah habis kesabaran menghadapi keadaan yang tidak sesuai :

Karena pada dasarnya batas kesabaran itu tidak ada. Batas kesabaran sama dengan batas manusia hidup. Dan selama itu tak ada pernyataan bahwa kesabaran kita sudah habis. Sabar artinya tahan menderita menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan diri dan sanggup menahan diri ketika memperoleh hal-hal yang menyenangkan sehingga tidak terjerumus pada perbuatan maksiat.

Bersabar dalam penderitaan dan kesenangan menjadikan seseorang selalu dekat kepada Allah dan menjaga diri dari segala hal yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah. Orang semacam ini berhak mendapat kasih sayang Allah, sehingga menjadi hamba yang dekat dengan Allah. Pertolongan Allah pun akan sangat mungkin turun pada hamba-hamba-Nya yang bersabar. Justru dengan bersabarlah para salafushalih merasakan kenikmatan dalam hidup.

Seperti dikatakan Saidina Umar ibn Al - Khattab, “Kami mendapatkan kebaikan hidup kami dengan bersabar".

Saidina Ali ibn  Abi Thalib mengatakan, “Ketahuilah bahwa posisi sabar bagi iman adalah seperti posisi kepala bagi tubuh. Jika kepala terputus, maka matilah badan.” Kemudian ia meninggikan suaranya, “Ketahuilah bahwa tidak beriman orang yang tidak bersabar.”

Saidina Umar ibn  Abdul Aziz mengatakan, “Allah tidak memberi suatu kenikmatan pada hamba-Nya, kemudian Dia mencabutnya dari orang itu dan menggantinya dengan sabar, maka penggantinya itu lebih baik daripada apa yang dicabut darinya.”  Itulah pertolongan Allah.


Kelima, pantang berputus asa dari rahmat Allah.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tiga golongan yang kelak tidak akan diperiksa lagi perkaranya (di akhirat). Yaitu …. orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah.”  (HR. Thabrani, Abu Ya’la, dan Bukhari dalam kitab Adab).

 Putus asa ialah sikap tidak mempunyai harapan baik akan masa depan. Sikap putus asa timbul pada diri orang yang kurang beriman pada kemurahan Allah SWT kepada makhluk-Nya. Lantaran kondisi tersebut, seseorang bahkan menuduh Allah tidak adil karena menjadikan dirinya dalam kesulitan atau kesusahan. Dengan kata lain, orang yang putus asa adalah orang yang mengingkari sifat keadilan, kemurahan dan kebijaksanaan Allah kepada makhluk-Nya. Sikap ini pasti menjadikan Allah murka.
 Ingatlah Janji Rasulullah :
 Tidak sekali-kali seorang muslim di bumi ini berdo’a pada Allah meminta suatu permintaan, melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta atau memalingkan darinya suatu kejahatan yang semisal dengan permintaannya, selagi ia tidak berdo’a meminta suatu dosa atau memutuskan silaturahmi.” Maka ada seseorang berkata, “kalau demikian, kami akan memperbanyak (berdo’a).” Beliau menjawab, “Allah Maha Memberi.”   (HR. Tirmidzi)

Keenam, tetap memelihara sikap istiqamah.
Utamanya dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat. Orang yang istiqamah atau berpegang teguh pada petunjuk Allah akan selalu tertuntun pada kebenaran. Orang yang istiqamah menjalani kehidupan di dunia ini akan dibebaskan oleh Allah dari perasaan resah, takut, dan khawatir menghadapi segala ujian dan cobaan hidup. Orang-orang semacam ini selalu berada di bawah kasih sayang Allah.

Di manapun mereka berada mereka selalu dinaungi malaikat rahmat, karena mereka selalu dekat dengan Allah. Orang yang dekat dengan Allah selalu didengar dan diperhatikan oleh Allah sehingga mereka merasa aman dan tentram, tanpa sedikitpun merasa sedih dan was-was menghadapi tantangan hidup.
 “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berduka cita.”  (QS. Fushilat: 30)

 Ketujuh, jangan sekali-kali menyalahkan ketentuan Allah.

Apalagi bila kemudian dilanjutkan dengan do’a untuk keburukan. Rasulullah SAW bersabda :
 “Tidak sekali-kali seorang muslim di bumi ini berdo’a pada Allah meminta suatu permintaan, melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta atau memalingkan darinya suatu kejahatan yang semisal dengan permintaannya, selagi ia tidak berdo’a meminta suatu dosa atau memutuskan silaturahmi.” Maka ada seseorang berkata, “kalau demikian, kami akan memperbanyak (berdo’a).” Beliau menjawab, “Allah Maha Memberi.”  (HR. Tirmidzi), 

Kedelapan, pelajari dan lakukan sebab-sebab logis bagi datangnya pertolongan Allah.
 Pertolongan Allah tidak akan datang bagi seseorang yang tidak mau melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan keberhasilan, sesuai sunnatullah dalam alam semesta. Keinginan untuk lulus dalam ujian, harus dibarengi dengan upaya belajar dengan baik. Keinginan untuk bisa memperoleh rezeki yang banyak, harus diiringi dengan sikap ulet, cermat, tekun, disiplin, dan profesionalisme yang tinggi, Harapan agar kondisi umat Islam berubah menuju kejayaan, harus didukung dengan upaya mendidik dan membina masyarakat muslim yang memiliki pemahaman dan komitmen agama yang baik. Sebab itulah fondasi dan syarat utama kemenangan umat Islam. Begitu seterusnya.

Setelah sikap-sikap diatas bisa dimiliki, maka nantikanlah pertolongan Allah yang pasti datang. Allah SWT berfirman dalam salah satu hadits Qudsi :

“Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu perbuatan yang lebih Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Dan seorang hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan bila Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Akulah penglihatannya yang dengannya ia melihat, Akulah tangannya yang dengannya ia memukul, dan Akulah kakinya yang dengannya ia berjalan, Kalau ia meminta padaku, niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku lindungi.”
 (HR. Muslim).

Hanya saja, perlu dicatat, jangan diartikan bahwa pertolongan Allah itu datang selalu dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa saja Allah memberi pertolongan tidak dalam bentuk yang kita ingini, bahkan sebaliknya. Tapi pastikan, itu adalah awal dari sesuatu yang baik.

Amin Ya Rabbal Alamin ...  

Wallahua'lam... And Allah Knows Best ... Dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik disisiNya ...

 “ Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya Dan Aku pun membuat perancangan pula dengan sebenar-benarnya. Maka berilah tangguh orang-orang kafir itu, iaitu berilah tangguh kepada mereka barang sebentar " 

“  As for them, they are but plotting a scheme, And I am planning a scheme, Therefore grant a delay to the Unbelievers: Give respite to them (for awhile) "  [ Sura At-Thaariq, 86:15-17 ] 

 [ MHR/MY ]