Paris Memperkirakan Bangkitnya Khilafah Islam di Suriah

Perancis memperingatkan bahwa kegagalan untuk memberikan uang tunai, dan senjata kepada kelompok oposisi Suriah akan meningkatkan pengaruh kelompok Islamis dalam perjuangan melawan Presiden Bashar al-Assad. Sementara yang lain mengkhawatirkan senjata-senjata itu jatuh ke tangan kelompok jihadis.
Sebagaimana yang diberitakan oleh www.middle-east-online.com (28/1), Aliansi oposisi utama Suriah hari Senin meminta uang tunai dan senjata kepada masyarakat internasional sehingga Perancis memperingatkan bahwa kegagalan untuk memberikan mereka apa yang diminta akan mendukung kelompok Islam dalam perang melawan Presiden Bashar al-Assad.
“Dengan runtuhnya negara dan masyarakat, adalah kelompok-kelompok Islam yang bisa mendapatkan pijakan jika kita tidak melakukan apa yang harus kita lakukan,” kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius pada pertemuan internasional di mana seorang pemimpin Koalisi Nasional Suriah (SNC) mengatakan organisasi itu membutuhkan $ 500 juta (370 juta euro) untuk mendirikan sebuah pemerintahan alternatif.
Pertemuan Paris mempertemukan para pemimpin SNC bersama-sama dengan para pejabat dari sekitar 50 negara.
“Kita tidak bisa membiarkan pemberontakan yang dimulai sebagai sebuah protes damai dan demokratis berubah menjadi konfrontasi antara kelompok milisi pesaing,” kata Fabius. “Konferensi ini harus mengirimkan sinyal yang jelas, (bahwa) kami memiliki satu tujuan konkret: memberikan Koalisi Nasional Suriah (SNC) suatu sarana untuk bertindak”
Perancis telah memimpin untuk mengakui SNC secara internasional sebagai wakil sah rakyat Suriah.
Namun kredibilitas aliansi oposisi ini telah rusak oleh banyaknya bukti bahwa kelompok Islam memainkan peran sentral dalam kampanye melawan Assad.
“Rakyat Suriah terlibat dalam pertempuran sengit. Waktu tidak berpihak kepada kami dan semakin panjangnya konflik hanya akan mengakibatkan bencana bagi wilayah itu dan dunia.,” kata Wakil Presiden SNC, Riad Seif.
“Kita tidak perlu janji-janji yang akan dilanggar lagi,” tambahnya.
George Sabra, Kepala Dewan Nasional Suriah, yang merupakan badan utama dalam koalisi, mengatakan oposisi sangat membutuhkan uang tunai dan senjata.
“Kami membutuhkan minimal 500 juta dolar untuk bisa membentuk pemerintahan,” katanya. “Dan kami membutuhkan senjata, senjata dan lebih banyak lagi senjata.”
Pemerintahan negara-negara Eropa dilarang memberikan senjata kepada kedua belah pihak yang berkonflik di Suriah karena embargo senjata dari Uni Eropa. Meskipun embargo akan ditinjau ulang bulan depan, diperkirakan hal ini tidak akan berkurang karena kekhawatiran bahwa senjata-senjata itu dapat jatuh ke tangan kelompok jihadis.
Kelompok “Friends of Suriah” yang terdiri dari negara-negara Arab dan Barat disetujui pada bulan Desember setuju untuk memberikan uang tunai bernilai total $ 145 juta sebagai dukungan untuk kelompok oposisi, dimana dua-pertiga dari jumlah itu berasal dari Arab Saudi, namun uang itu belum diberikan.
SNC dibentuk pada bulan November dengan berbagai komponennya yang mengatakan bahwa mereka akan berjuang di bawah komando militer yang terpadu.
Namun, kelompok-kelompok Islam telah menolak untuk bergabung dalam koalisi itu, dan mengatakan bahwa tujuan mereka adalah membentuk sebuah negara Islam untuk menggantikan rezim Assad. (rz)
Sumber (12/4/2013) : http://hizbut-tahrir.or.id

Print Friendly
Baca juga :
  1. Kelompok Islam Menolak Blok Oposisi di Suriah, Tegaskan Keinginan Menegakkan Negara Islam
  2. Barat Sambut Baik Koalisi Oposisi Suriah
  3. Cegah Suriah Jatuh ke tangan Pejuang Islam, Amerika dan Rusia Kerahkan Pasukan Dekati Suriah
  4. Mantan Pemimpin: Ikhwan Inginkan Suriah yang Demokratis Bukan Negara Islam
  5. Pengamat: “Takut Khilafah Tegak di Suriah, Israel Serang Gaza”