Kurikulum Berbasis Aqidah Islam Suatu Keniscayaan untuk Melahirkan Generasi Pemimpin, Pengubah Peradaban Dunia ?

 Kurikulum Berbasis Aqidah Islam Suatu Keniscayaan untuk 
Melahirkan Generasi Pemimpin, Pengubah Peradaban Dunia ?

Jauh sebelum kebangkitan Eropa dan kebangkitan Amerika, kaum muslim sebagai sebuah bangsa telah berjaya memimpin peradaban dan perkembangan teknologi dunia selama 13 abad. Tidak ada kejayaan bangsa manapun yang dapat bertahan selama itu. Demikian juga pengaruhnya, hampir mencapai 2/3 dunia, terluas pengaruhnya dibanding pengaruh Eropa maupun Amerika di masa kejayaannya.


Kejayaan kaum muslim ini tercapai berkat adanya Al Qur’an di tengah-tengah kaum muslim. Al Qur’an sebagai petunjuk hidup benar-benar telah mereka yakini dan laksanakan di dalam kehidupannya saat itu. Mereka dengan semangat yang tinggi berusaha memahami Al Qur’an secara benar, untuk selanjutnya mereka laksanakan dan mereka emban ke seluruh manusia di seluruh penjuru dunia. Inilah sikap kaum muslim di masa Rasulullah SAW dan para shahabat, sehingga ajaran Islam cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia dan akhirnya berhasil memimpin peradaban dan teknologi dunia.


Kejayaan Islam dan kaum muslim berangsur sirna, bahkan saat ini kaum muslim menjadi bangsa terjajah, akibat kaum muslim mengabaikan Al Qur’an sebagai petunjuk hidup. Apabila kaum muslim sebagai sebuah bangsa ingin kembali berjaya sebagai pemimpin peradaban dan perkembangan teknologi dunia, maka Al Qur’an harus kembali diposisikan sebagai petunjuk hidup bangsa. Baik dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, maupun Negara. Termasuk dalam penyiapan generasi, Al Qur’an sudah sepatutnya dijadikan rujukan dan petunjuk dalam penetapan kualitas generasi ideal yang harus diraih oleh kaum muslim. Demikian pula bagaimana strategi dan tahapan prosesi untuk meraihnya.

 Kualitas Generasi Islam: Generasi Pemimpin, Pengubah Peradaban Dunia

Sejak awal kedatangan risalah Islam, Allah SWT sudah memberikan petunjuk kepada kita tentang gambaran kualitas generasi ideal yang seharusnya kita realisasikan, baik kualitas fisiknya maupun kualitas kepribadiannya.

Gambaran Kualitas Fisik Generasi Islam

Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada kaum muslim lewat Rasul Nya agar kaum muslim menjadi mukmin yang kuat. Sebagaimana sabda Rasululloh SAW:

“Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).

Gambaran Kualitas Kepribadian Generasi Islam.

Pertama : Tujuan Penciptaan Manusia

* Menjadi ’aabidush shaalihiin (hamba yang shaleh).

Firman Allah SWT:

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. [Adz Dzaariyat: 56]

Makna “liya’buduun” pada akhir ayat tersebut adalah ketundukan kepada Allah SWT dalam segala hal.

* Menjadi “kholifatul fil ardl” (pemimpin di bumi), yaitu bertanggung jawab menata kehidupan manusia dan makhluk-makhluk Allah yang ada di bumi berdasarkan petunjukNya, agar berjalan harmonis sesuai kadar penciptaannya . Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” [Al Baqarah: 30]

Kedua: Arah Pendidikan Generasi Islam

* Menjadi anak shaleh.

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” [Al A'raaf: 189]

* Menjadi qurrota a’yun bagi kedua orang tuanya.

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [ Al Furqan: 74]

* Menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa, sebagaimana yang termaktub dalam Firman Allah SWT surat Al Furqan ayat 74 di atas.
* Menjadi pengemban Al Qur’an.

Sabda Rasulullah SAW:

Artinya: “Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari dari Utsman bin Affan ra]

* Menjadi Ulul Albab. Yaitu orang-orang yang senantiasa menggunakan akalnya untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi serta fenomena yang terjadi di dalamnya. Hasil berfikirnya membuat ia semakin menyadari dan meyakini “Maha Kuasanya” Allah SWT, Sang Pencipta langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Sehingga ia terdorong untuk senantiasa mengagungkan dan mensucikan Allah SWT, serta senantiasa berzikir kepadaNya dalam keadaan apa pun. Firman Allah SWT:

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi Ulul Albab (orang-orang yang berakal).” [Ali Imran: 190]

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imran: 191]

* Menjadi Khoiru Ummah di antara manusia

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” [Ali Imron: 110]

Dari pemaparan di atas dapat kita pahami bahwa kualitas generasi Islam yang harus diraih adalah generasi berkualitas pemimpin (ummat), pengubah peradaban dunia (menjadi peradaban mulia). Generasi yang secara individual kepribadiannya berkualitas “pemimpin orang-orang takwa” dan “Ulul Albab” secara generasi berkualitas “Khoiru Ummah” di antara bangsa-bangsa lain di dunia.

Kualitas generasi seperti ini akan senantiasa melahirkan perilaku shaleh dan takwa, perilaku yang senantiasa menebar kebaikan kepada banyak orang. Bahkan, senantiasa aktif menciptakan arus dakwah, mengajak orang lain pada ketakwaan. Setiap orang yang berinteraksi dengannya senantiasa mendapatkan celupan takwa.

Generasi yang memiliki kualitas kepribadian istimewa ini, apabila memimpin akan senantiasa menggunakan wewenang kepemimpinannya mencelup orang-orang yang dipimpinnya menjadi orang-orang takwa. Baik kepemimpinannya dalam skala keluarga, masyarakat maupun negara. Kepribadian istimewa seperti ini, tidak hanya membuat kagum bangsanya, melainkan juga musuh-musuhnya. Kualitas generasi seperti inilah yang di masa lalu mampu menghantarkan kaum muslim menjadi bangsa yang berjaya di hadapan bangsa-bangsa lain, karena maju dalam peradaban serta terdepan dalam sains dan teknologi.

Berdasarkan petunjuk Allah SWT yang terdapat pada ayat-ayat tersebut di atas maupun ayat lain, serta beberapa hadits Rasulullah SAW, maka ditetapkanlah tujuan pendidikan Islam untuk meraih generasi berkualitas istimewa tersebut. Tujuan pendidikan Islam diarahkan untuk:

1. Membangun kepribadian Islam pada generasi muslim, dengan cara membangun pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah)nya. Sehingga senantiasa berperilaku Islam, khilafnya hanya sekali-sekali.
2. Mempersiapkan generasi muslim agar di antara mereka menjadi ulama-ulama yang ahli di setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman (ijtihad, fiqih, peradilan, dan lain-lain) maupun ilmu-ilmu terapan (teknik, kimia, fisika, kedokteran, dan lain-lain). Ulama-ulama dan ilmuwan-ilmuwan muslim yang mumpuni keahliannya di berbagai bidang ilmu sekaligus faqih (ahli) dalam ilmu keislaman akan mampu membawa kaum muslim sebagai sebuah bangsa menempati posisi puncak di antara bangsa-bangsa lain di dunia.

Oleh karena itu, seluruh perangkat yang diperlukan dalam proses pendidikan difokuskan untuk meraih tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Termasuk dalam menentukan jenis mata pelajaran dan bobot pembelajaran dalam setiap tahapan proses yang tersusun dalam rangkaian kurikulum. Bahkan kurikulum ini sangat besar pengaruhnya dalam membentuk pola pikir dan pola sikap generasi, dan selanjutnya akan berpengaruh dalam perilaku mereka.

Kurikulum Berbasis Aqidah Islam, Suatu Keniscayaan Untuk Melahirkan Generasi Pemimpin, Pengubah Peradaban Dunia

Kurikulum pendidikan yang mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam dan mampu melahirkan “generasi pemimpin pengubah peradaban dunia” adalah kurikulum pendidikan yang berasaskan aqidah Islam. Yakni kurikulum yang merujuk kepada “wahyu” Allah SWT, Sang Pencipta manusia dan alam semesta, juga Sang Pengatur kehidupan yang ada di alam semesta ini.

Aqidah Islam merupakan landasan hidup seorang muslim. Baik dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun Negara. Berdasarkan hal itu, landasan setiap ilmu pengetahuan yang diajarkan pada generasi muslim haruslah merujuk pada aqidah Islam.

Baik itu terkait pengetahuan yang terpancar dari aqidah Islam (seperti aqidah dan hukum-hukum syara’), maupun pengetahuan yang didasari aqidah Islam (sejarah dan ilmu-ilmu lainnya). Yang dimaksud dengan didasari aqidah Islam adalah menempatkan aqidah Islam sebagai standar. Jika bertentangan dengan aqidah Islam , maka seorang muslim tidak boleh mengambil dan meyakininya. Selama tidak bertentangan dengan aqidah Islam, maka seorang muslim boleh mengambilnya.

Oleh karena itu aqidah Islam wajib dijadikan sebagai standar penilaian untuk menentukan materi pelajaran apa yang perlu diberikan pada setiap jenjang usia anak. Mulai dari pendidikan anak usia dini, pra baligh sampai baligh.

Pelajaran tsaqofah asing yang bertentangan dengan aqidah Islam tidak boleh diberikan pada anak yang belum baligh. Sebab tsaqofah asing hanya dipelajari untuk mengetahui dan membongkar kesesatannya, bukan untuk diambil. Oleh karena itu tsaqofah Islamnya harus kuat terlebih dahulu, baru boleh belajar tsaqofah asing. Dengan demikian tsaqofah asing baru boleh diberikan di tingkat perguruan tinggi.

Jenis materi pelajaran yang perlu dipelajari anak sebelum perguruan tinggi, apalagi sebelum baligh adalah pelajaran yang mampu membentuk pola pikir dan pola sikapnya agar perilakunya senantiasa Islami. Kemudian mencerdaskan akalnya dengan tsaqofah Islam untuk meningkatkan taraf berfikirnya agar mampu menyelesaikan masalah manusia berdasarkan ketentuan Allah SWT dan RasulNya (syari’at Islam).

Kurikulum pendidikan yang berlandaskan aqidah Islam akan menempatkan posisi Al Qur’an sebagai sumber dari segala sumber ilmu. Artinya, semua materi pelajaran diarahkan proses pembelajarannya berdasarkan petunjuk Al Qur’an, termasuk proses pembelajaran sains dan teknologi. Sehingga semua ilmu yang dipelajari mengarahkan peserta didik untuk bersyukur dan ta’at kepada Allah SWT, Sang Pencipta manusia dan alam semesta, sebagai pencipta dan pemberi rezeki manusia.

Oleh karena itu pelajaran Al Qur’an harus menjadi pelajaran utama, mulai dari menghafal Al Qur’an, membaca dan menulis Al Qur’an, bahasa Arab sebagai bahasa Al Qur’an, fiqih, tafsir, hadits, ushul fiqih dan lain-lain yang menunjang pemahaman terhadap Al Qur’an, serta penguasaan dan penggalian hukum-hukum syari’ah. Kemudian pelajaran sains dan teknologi posisinya sebagai materi penunjang, yang mengarahkan manusia membuat sarana dan prasarana yang membantu dan memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan ini.

Penyusunan kurikulum harus memerhatikan level berfikir (usia) peserta didik, agar ilmu yang dipelajari dapat mudah dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian semua ilmu yang dipelajari akan berkontribusi untuk membangun kepribadian peserta didik.

Penutup

Melahirkan kembali generasi pemimpin, pengubah peradaban dunia menjadi peradaban mulia merupakan suatu keniscayaan, untuk membangun kembali kejayaan Islam di muka bumi ini. Sehingga Allah SWT membukakan pintu berkahnya di seluruh penjuru bumi ini bagi kesejahteraan, kebahagian dan keselamatan hidup manusia.

Oleh karena itu sangat penting menjadi perhatian keluarga-keluarga muslim untuk segera mendidik anak-anaknya dengan konsep pendidikan Islam.

Menggunakan kurikulum berbasis aqidah Islam menjadi materi pelajaran yang akan membangun pola pikir dan pola sikap anak menjadi pola pikir dan pola sikap Islam. Sehingga terbentuklah kepribadian Islam pada anak, kepribadian istimewa yang selalu menebar kebaikan kepada banyak orang. Bahkan menebar kebaikan kepada seluruh isi alam semesta ini. Sebab perilakunya selalu merujuk kepada petunjuk Allah SWT, Sang Pencipta manusia dan alam semesta, Sang Pemberi kehidupan segala makhluk yang ada di alam semesta ini.

Apabila hal ini telah menjadi arus pada banyak keluarga muslim, kemudian menjadi arus pada mayoritas keluarga muslim di negeri ini, maka realisasi lahirnya generasi pemimpin, pengubah peradaban dunia akan semakin dekat.

Wahai para orang tua muslim, mari bersegera mengerahkan segenap upaya untuk menjadikan anak-anak kita menjadi bagian dari generasi pemimpin, pengubah peradaban dunia. Sebab itu menjadi jalan pembuka bagi kemenangan dan kejayaan Islam. Juga sekaligus menjadi pembuka pintu sorga buat kita. Insya Allah.

Semoga Allah memberi pertolonganNya kepada kita. Amiin ya robbal ‘alamiin.

Ustadzah Hj. Ir. Emmi Khairani*, *) Guru Tafsir, Dewan Kurikulum HSG Khoiru Ummah
Sumber : http://www.khoiruummah.sch.id 
Baca Artikel Lainnya :