BULAN-bulan ini tak pelak lagi, merupakan bulan penuh undangan
walimahan. Dari satu ikhwan ke ikhwan lain. Dari satu akhwat ke akhwat
lain. Rekan kantor, rekan mahasiswa, dan lain sebagainya. Seperti kita
ketahui, dalam Islam tidak mengenal istilah pacaran.
Pendekatan-pendekatan yang di lakukan dalan membina sebuah mahligai
rumah tangga adalah dengan cara khitbah yang melibatkan orang ketiga.
Selain untuk menjaga kehormatan, disini pula terletak keindahan Islam.
Dimana kontak fisik dan saat saat intim hanya diperbolehkan ketika telah
terjalin ikatan yang suci dengan mengatasnamakan Allah.
Berikut adalah adab berhubungan suami isteri ketika malam pertama dalam Islam.
1. Ucapkan salam terlebih dahulu kepada mempelai wanita.
Sebelum melakukan hubungan badan, disunnahkan seorang mempelai
laki-laki untuk mengucapkan salam kepada mempelai wanita. Hal ini untuk
menenangkan hati dan pikiran si mempelai wanita sekaligus menghilangkan
rasa was-was dan segan. Di samping untuk lebih mengakrabkan dan lebih
mesra. Hal ini didasarkan kepada hadits berikut ini:
عن أم سلمة رضي الله عنها قالت : أن النبي صلى الله عليه وسلم لما تزوجها, فأراد أن يدخل عليها, سلم
Artinya: “Dari Ummu Salamah berkata, bahwasannya ketika Rasulullah
-sholallahu ‘alaihi wasallam- menikahinya dan beliau hendak
menggaulinya, beliau mengucapkan salam terlebih dahulu” (HR. Abu Shaikh
dengan sanad Hasan).
إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً ،
أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا ، فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
خَيْرَهَا ، وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian menikahi seorang
wanita atau membeli seorang pembantu (hamba), peganglah terlebih dahulu
keningnya, sebutlah nama Allah dan berdoalah untuk keberkahan serata
ucapkanlah doa berikut ini: “Allahumma inni as’aluka min khairiha wa
khairi ma jabaltuha ‘alaih, wa a’udzubika min syarriha wa syarri ma fiha
wa syarri ma jabaltuha ‘alaih (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada
mu kebaikannya (isteri) dan kebaikan apa yang saya ambil dari padanya,
serta aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang
ada di dalamnya juga dari kejahatan dari apa yang aku ambil daripadanya”
(HR. Abu Dawud, Nasai dan Ibn Majah).
3. Shalat sunnah dua rakaat bersama mempelai wanita. Shalat sunnat
malam pengantin ini sunnah hukumnya. Hal ini didasarkan kepada riwayat
dari Abu Said mantan budak Abu Usaid berikut ini :
تزوجت وأنا مملوك فدعوت نفرا من أصحاب النبي
صلى الله عليه وسلم فيهم ابن مسعود وأبو ذر وحذيفة قال : وأقيمت الصلاة
قال : فذهب أبو ذر ليتقدم فقالوا : إليك ، قال : أو كذلك ؟ قالوا : نعم !
قال : فتقدمت إليهم وأنا عبد مملوك وعلموني فقالوا : إذا أدخل عليك أهلك
فصل عليك ركعتين ثم سل الله تعالى من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم
شأنك وشأن أهلك
Artinya: “Saya menikah ketika masih menjadi hamba sahaya, lalu saya
mengundang sekelompok sahabat Rasulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam-
di antaranya ada Ibnu Mas’ud dan Abu Dzar juga Hudzaifah. Abu Said
berkata: “Lalu dibacakan iqamat untuk shalat. Abu Dzar kemudian
berangkat untuk maju ke depan, para sahabat lainnya kemudian berkata:
“Kamu juga ikut”. Abu Said berkata: “Apakah harus demikian?” Mereka
menjawab: “Ya”. Aku lalu maju ke depan sedangkan saya saat itu masih
seorang budak belian. Mereka mengajariku dan mereka berkata: “Apabila
kamu hendak menggauli isteri kamu (baru pengantin), shalatlah terlebih
dahulu dua rakaat, kemudian berdoalah kepada Allah untuk kebaikan apa
yang telah kamu gauli, juga berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya
dan kejahatan diri kamu juga diri keluargamu” (HR. Ibn Abi Syaibah
dengan sanad Shahih).
4. Memakai wewangian dan penyegar mulut. Berdasarkan hadist Syuraih bin Hani berikut :
بِأَىِّ شَىْءٍ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَبْدَأُ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ بِالسِّوَاكِ
Artinya: ” Saya pernah bertanya kepada Siti Aisyah, dengan apa
Rasulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam- memulai sebelum beliau
menggauli isteri-isterinya?” Siti AIsyah berkata: “Dengan siwak
(pembersih mulut dan gigi)” (HR. Muslim).
5. Menyebut nama Allah dan berdoa dengan do’a Jima berikut ini sebelum anda menggaulinya :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللَّهُ
عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : أَمَا إِنَّ
أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ
اللَّهُمَّ جَنِّبْنِى الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا
رَزَقْتَنَا ثُمَّ رُزِقَ أَوْ قُضِىَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ
الشَّيْطَانُ
Artinya: “Ibnu Abbas berkata, Rasulullah -sholallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda: “Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum
menggauli isterinya: “bismillah allahumma jannibnis syaithan wa jannibis
syaithan ma razaqtana” (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah,
jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Eukau
rizkikan kepada kami (anak, keturunan), kemudian dari hubungan tersebut
ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh
setan selamanya” (HR. Bukhari Muslim). [noor muslima]
Sumber :Islampos