Oleh Saad Saefullah — Jumat 20 Zulhijjah 1434 / 25 October 2013 14:16
TAHUN 1855 negara-negara Eropa, khususnya Inggris, memaksa Khilafah
Usmaniyah untuk melakukan amandemen UUD. Maka, keluarlah Hemayun Script
pada tanggal 11 Februari 1855. Tahun 1908, Turki Muda yang berpusat di
Salonika—pusat komunitas Yahudi Dunamah—melakukan pemberontakan.
Tanggal 18 Juni 1913, pemuda-pemuda Arab mengadakan kongres di Paris
dan mengumumkan Nasionalisme Arab. Inggris dan Prancis di belakang
mereka.
Perang Dunia I tahun 1914 dimanfaatkan oleh Inggris untuk menyerang
Istanbul, dan menduduki Gallipoli. Dari sinilah, kampanye Dardanelles
yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini
juga dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kamal Pasha,
yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan dalam Perang Ana Forta, tahun
1915.
Sejarah kemudian mencatat, Kamal Pasha, pemuda asal Salonika,
akhirnya menjalankan agenda Inggris: melakukan revolusi untuk
menghancurkan khilafah Islam. Itu diawali dengan perjanjian yang
melahirkan “Persyaratan Curzon” pada 21 November 1923. Isinya, Turki
harus menghapuskan khilafah Islamiyah, mengusir khalifah, dan menyita
semua harta kekayaannya.
Persyaratan tersebut diterima oleh Mustafa Kamal dan perjanjian
ditandatangani pada 24 Juli 1923. Delapan bulan setelah itu, tepatnya 3
Maret 1924, Kamal Pasha mengumumkan pemecatan khalifah, pembubaran
sistem khilafah, mengusir khalifah ke luar negeri, dan menjauhkan Islam
dari negara. Inilah titik klimaks revolusi yang dilakukan oleh Kamal
Attaturk dan menandai berakhirnya kekhalifahan Islam sejak zaman nabi
SAW.
Zubeyde memfokuskan hidupnya untuk mengurus Mustafa. Karena taat Islam, ia berharap Mustafa menjadi ulama faqih.
Namun jauh panggang dari api. Mustafa memilih berkarier di militer
sebelum akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan dan menjadi
doktator baru di Turki.
Tidak lama setelah berkuasa, ia menyatakan bahwa akan menghancurkan
Islam dalam kehidupan Turki. Menurutnya hanya dengan mengeliminasi
segala hal berbau Islam, Turki bisa ‘maju’ menjadi bangsa modern yang
dihormati.
Tepatnya pada tanggal 23 Maret 1924, keruntuhan kekhalifahanan
terakhir, Kekhalifahan Turki Usmaniyah, terjadi akibat adanya
perseteruan di antara kaum nasionalis dan agamais dalam masalah
kemunduran ekonomi Turki.
Setelah menguasai Istambul pasca-Perang Dunia I, Inggris menciptakan sebuah kevakuman politik dengan menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan khalifah dan pemerintahannya tersendat. Kekacauan terjadi di dalam negeri, sementara opini umum mulai menyudutkan pemerintahan khalifah yang semakin lemah dan memihak kaum nasionalis.
Setelah menguasai Istambul pasca-Perang Dunia I, Inggris menciptakan sebuah kevakuman politik dengan menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan khalifah dan pemerintahannya tersendat. Kekacauan terjadi di dalam negeri, sementara opini umum mulai menyudutkan pemerintahan khalifah yang semakin lemah dan memihak kaum nasionalis.
BERSAMBUNG
Sumber :Islampos